HIV AIDS Sebagai Faktor Fasakh Nikah Dalam Perspektif Fiqh Syāfi’iyyah (Bag.1) Bahan Skripsi dan Makalah Lengkap Referensi [Kitabkuning90]

HIV AIDS sebagai faktor fasakh nikah syafi'iyyah
HIV AIDS

Bagian I:

Tinjauan Umum Tentang HIV AIDS

a.       Pengertian HIV AIDS

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan manusia terutama CD4+T cell dan macrophage, komponen vital dari sistem-sistem kekebalan tubuh dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan kekurangan imun. HIV ini merupakan sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah Sindrom Kurang Daya Tahan Melawan Penyakit atau suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan yang disebabkan oleh HIV.[1]

b.      Tanda dan Gejala HIV AIDS

Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1-2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu.[2] Awal infeksi HIV mungkin tidak menunjukkan gejala, kemudian bila ada mungkin gejala seperti flu singkat dengan demam atau ruam kulit. Banyak orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sampai sistem imun mereka menjadi sangat lemah dan muncul penyakit yang parah. Sebagian orang mungkin mengalami infeksi ringan berulanng, seperti infeksi herpes simplex, flu, infeksi pada daerah dada, kehilangan berat badan, kelesuan, kulit kering dan gatal, sebelum penyakit menjadi serius.[3]

Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS, sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler dan menunjukkan gambaran penyakit yang kronis. Penurunan imunitas biasanya diikuti adanya peningkatan risiko dan derajat keparahan infeksi oportunistik serta penyakit keganasan (Depkes RI, 2003). Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang menjadi AIDS pada tiga tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun, dan hampir 100% pasien HIV AIDS setelah 13 tahun.

c.       Penularan Virus HIV

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa HIV merupakan virus yang sangat berbahaya, baik berbahaya bagi penderitanya sendiri juga bahaya bagi orang lain. Virus HIV ini menular melalui lima cara penularan, yaitu:

      a) Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah.[4]

      b) Pada bayinya

Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero)berdasarkan laporan CDC Amerika, pravelensi penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50%. Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfusi fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan. Semakin lama proses melahirkan, semakin besar risiko penularan, oleh karena, lama persalinan bisa dipersingkat dengan operasi sectio caesaria.

      c) Darah dan produk darah yang tercemar

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.[5]

      d) Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum, dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang yang terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularankan HIV.[6]

      e) Alat-alat yang mengupas atau melukai kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.[7]

Tahapan stadium penyakit umumnya mencerminkan berapa lama siklus hidup virus dan masa inkubasi HIV di dalam tubuh sampai akhirnya memunculkan infeksi. Ditambah lagi, waktu kemunculan gejala HIV pada setiap orang juga dapat berbeda-beda setelah terinfeksi. Ini bergantung dengan kondisi kekebalan tubuh dan stadium HIV yang menandakan perkembangan infeksi. [8]

a) Stadium HIV awal (infeksi akut)

Stadium HIV awal adalah kondisi yang juga disebut sebagai infeksi HIV akut. Gejala awal infeksi HIV biasanya terjadi antara 2-4 minggu setelah infeksi awal. Perkembangbiakan virus terjadi secara cepat dan tidak terkendali pada minggu-minggu awal Anda tertular HIV. Itu kenapa pada stadium awal, tubuh orang yang terinfeksi HIV biasanya mengandung viral load dalam jumlah yang sangat banyak. Terlepas dari sudah berapa lama masa infeksi HIV berlangsung selama stadium ini, Anda akan dengan sangat mudah menularkan virus HIV pada orang lain kapan saja.[9] 

Menurut University of California, gejala awal HIV biasanya menyerupai gejala flu yaitu demam, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala-gejala tersebut merupakan respon alami sistem imun saat melawan infeksi virus yang masuk ke dalam tubuh. Sayangnya, sistem kekebalan tubuh tidak cukup kuat untuk membunuh virus HIV.

Selain gejala yang mirip flu, ada beberapa gejala HIV stadium satu lainnya yang dapat Anda periksakan ke dokter: [10]

     1) Ruam kemerahan di kulit muncul 1 sampai 2 bintik

     2) Gampang berkeringat

     3) Nyeri otot

     4) Sakit tenggorokan

     5) Kelelahan

     6) Luka di dalam mulut yang warnanya putih

Beberapa penderita juga mengalami ruam di beberapa bagian tubuh hingga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Yang paling mudah diamati adalah terdapat benjolan pada bagian leher tepat di bawah rahang. Gejala-gejala ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Akan tetapi, banyak orang yang sudah dalam stadium HIV awal tidak menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi. Gejala HIV pada stadium 1 kemungkinan akan tampak muncul apabila kerusakan sel sudah sangat banyak.

b) Stadium laten klinis (infeksi HIV kronis)

Setelah berapa lama masa infeksi HIV di stadium awal, virus akan tetap aktif dalam tubuh tapi tidak menunjukkan gejala atau hanya bergejala ringan. Tahap ini juga disebut dengan tahap asimtomatik, yang artinya tanpa gejala. Menurut HIV.gov, infeksi HIV kronis pada stadium laten klinis atau HIV kronis dapat berlangsung selama 10 sampai 15 tahun. Meski diam-diam tanpa gejala, virus HIV justru semakin menyerang sel imun untuk mengembangkan komplikasi lebih lanjut.

Berikut adalah beberapa gejala yang muncul ketika infeksi telah berkembang menjadi stadium HIV laten klinis:[11]

     1) Batuk-batuk

     2) Kesulitan bernapas

     3) Penurunan  berat badan

     4) Diare

     5) Kelelahan

     6) Demam tinggi

Begitu gejala sudah muncul, Anda akan mengalami beberapa masalah kesehatan sekaligus. Misalnya diare, sesak napas, batuk, penurunan berat badan secara drastis, dan demam. Anda juga dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening sebagai lanjutan dari stadium awal. Namun, penyebab munculnya gejala-gejala tersebut belum bisa diketahui secara pasti. Apakah memang disebabkan oleh perkembangan virus HIV atau karena infeksi ringan lainnya yang turut melemahkan sistem kekebalan tubuh. Jika selama stadium ini HIV dapat terdeteksi dini dan diobati, keberadaan virus masih dapat dikendalikan dan mungkin ditekan sampai tidak terdeteksi.[12] Sebaliknya, jika tidak juga mendapatkan pengobatan pada stadium HIV ini, kondisi pengidap dapat berlanjut ke tahap terakhir yang juga disebut sebagai AIDS.

c) HIV Stadium Lanjut (AIDS)

Stadium HIV lanjut adalah puncak di mana sistem kekebalan tubuh melemah atau rusak total akibat virus HIV. Di fase ini, penderita memiliki viral load yang tinggi dan sangat bisa menulari orang lainnya. Pada stadium HIV lanjut ini, jumlah CD4 penderita mengalami penurunan drastis hingga di bawah 200 sel per milimeter kubik darah hingga mengembangkan infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah bentuk komplikasi HIV yang disebabkan oleh jamur atau bakteri yang mengambil keuntungan dari sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sistem imun yang lemah atau rusak akan membuat orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) rentan terhadap pneumonia, toksoplasmosis, dan tuberkulosis (TBC). Kumpulan penyakit ini menandakan bahwa HIV telah berkembang menjadi penyakit AIDS.[13]

Gejala AIDS yang muncul pada stadium HIV lanjut meliputi:

     1) Demam tinggi lebih dari 37,8 ° C

     2)  Menggigil dan berkeringat di mlam hari

     3)  Ada bintik-bintik  putih di mulut

     4)  Ada luka pada bagian kelamin atau anal

     5)  Mengalami kelelahan parah

     6)  Ada ruam di kulit yang berwarna coklat, merah, ungu, atau merah muda

     7)  Batuk-batuk dan mengalami masalah pernapasa

     8)  Kurus kering atau Penurunan berat badan yang signifikan

     9)  Sakit kepala berat dan Pneumonia.[14]

Tanpa pengobatan ART, penderita HIV AIDS ini umumnya hanya bertahan hidup hingga 3 tahun sampai ajal menjemputnya.[15]

Footnote:

[1]Nursalam, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV /AIDS, (Jakarta: Salemba Medica, 2007), h.47       

[2]R Clevere Susanto-GA Made Ari M, Penyakit kulit dan kelamin (Yogyakarta: Nuha Medika, 2013) h.166

[3]Jhon Ghibran, Penyakit mematikan, trj. Nampiah Sukarno, (Jakarta, Erlangga: 2003) h.59

[4]Nursalam, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV /  AIDS, (Jakarta: Salemba Medica, 2007), h.51

[5]Nursalam, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV…,  h.51


[6]Nursalam, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV…,  h.51

[7]Nursalam, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV…,  h.52

[8]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/, diakses pada 20 Maret 2020.

[9]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/, diakses pada 20 Maret 2020.

[10]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/, diakses pada 20 Maret 2020.


[11]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/, diakses pada 20 Maret 2020.

[12]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/…

[13]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/...

[14]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/...

[15]Adelia Marista Safitri, 3 Tahapan Stadium HIV: dari Infeksi Akut Sampai Menjadi AIDS, (Online) https:// hellosehat. com/ pusat-kesehatan/hivaids/berapa-lama-stadium-infeksi-masa-hiv/...

Selanjutnya Bagian II: Ketentuan Aib Penyakit Yang Membolehkan Fasakh Nikah Dalam Perspektif Fiqh Syāfi’iyyah

Terimakasih sudah berkunjung... jangan lupa lanjutkan ke bagian II dan III sampai tuntas pembahasan. Salam santri Indonesia

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama