Terjemahan kitab mukhtashar ibn abi jamrah |
Terjemahan Kitab
Mukhtashar Ibn Abi Jamrah Makna Pesantren – Hadis Ke 11-20
۱۱ –عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ: سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ
خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي
وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ
مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
11 – Diambilkan Dari Mu'awiyyah, berkata iya muawiyah; Aku mendengar akan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda Ia Nabi: "Bermula man/ siapa saja yang dikehendaki oleh Allah akan kebaikan, niscaya maka memberi pemahan Ia Allah akannya man dalam agama. Dan hsnyasanya bermula Aku itu yang
membagi-bagikan dan bermula Allah itu yang memberi Ia Allah. Dan senantiasalah ini ummat itu yang tegak
diatas perintah Allah, tidak akan mencelakai akan mereka oleh man/ orang-orang yang
menyelisihi ia man akan mereka, hingga datanglah perintah Allah".
۱۲ – عَنْ أَسْمَاءَ رضي الله عنها أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ
ثُمَّ قَالَ: مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَكُنْ أُرِيتُهُ إِلَّا رَأَيْتُهُ فِي
مَقَامِي حَتَّى الْجَنَّةُ وَالنَّارُ
12 – Diambilkan Dari Asma' radliyallahu ‘anha: Bahwa sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memuji Ia Nabi akan Allah dan megucap kebagusan Ia Nabi di atas-Nya Allah. Kemudian bersabda Ia Nabi (dalam khutbah): "Tiadalah dari pada sesuatupun yang tidak adalah aku itu aku lihat akannya sesuatu kecuali aku lihat akannya sesuatu pada Tempatku ini hingga surga dan neraka"
Maka Adapun bermula orang mukmin atau orang yang yakin- (tidak aku ketahui akan bermula serimana keduanya orang mukmin atau orang yakin itu yang dikatakan oleh asma) -niscaya maka menjawab iya orang mukmin: "bermula dia laki-laki itu Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mendatangi Ia rasul akan kami dengan penjelasan dan petunjuk maka kami terima dan Kami ikuti akannya Rasul, bermula dia laki-laki itu Muhammad" akan tiga kali.
Maka dikatakan (malaikat): "Tidurlah olehmu hal keadaan soleh, sungguh kami mengetahui jika adalah engkau itu sungguh orang yang yakin dengannya Rasul".
Dan Adapun orang munafik ataupun orang yang ragu- (tidak aku ketahui akan bermula serimana demikian orang munafik atau orang ragu itu yang dikatakan oleh asma) -niscaya maka berkata ia orang munafik: "tidak aku kenali, aku dengar akan manusia yang berkatalah mereka manusia akan sesuatu, maka aku katakan akannya sesuatu"
فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ مِثْلَ أَوْ قَرِيبَ ، لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ: فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ يُقَالُ: مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ
"Maka diwahyukan kepadaku akan bahwa sungguh kalian itu difitnahkan akan kalian dalam kubur kalian akan seumpama atau yang hampir serupa- (tidak aku ketahui akan seri mana demikian seumpama atau hampir yang dikatakan oleh asma:) -fitnah masihid Dajjal. Ditanyakan orang: bermula Apa itu pengetahuan engkau dengan ini laki-laki?"
فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُوقِنُ لَا أَدْرِي أَيُّهُمَا ، قَالَتْ أَسْمَاءُ: فَيَقُولُ: هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى ، فَأَجَبْنَاهُ وَاتَّبَعْنَاهُ هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلَاثًا ، فَيُقَالُ: نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ ، وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ: سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
Maka Adapun bermula orang mukmin atau orang yang yakin- (tidak aku ketahui akan bermula serimana keduanya orang mukmin atau orang yakin itu yang dikatakan oleh asma) -niscaya maka menjawab iya orang mukmin: "bermula dia laki-laki itu Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mendatangi Ia rasul akan kami dengan penjelasan dan petunjuk maka kami terima dan Kami ikuti akannya Rasul, bermula dia laki-laki itu Muhammad" akan tiga kali.
Maka dikatakan (malaikat): "Tidurlah olehmu hal keadaan soleh, sungguh kami mengetahui jika adalah engkau itu sungguh orang yang yakin dengannya Rasul".
Dan Adapun orang munafik ataupun orang yang ragu- (tidak aku ketahui akan bermula serimana demikian orang munafik atau orang ragu itu yang dikatakan oleh asma) -niscaya maka berkata ia orang munafik: "tidak aku kenali, aku dengar akan manusia yang berkatalah mereka manusia akan sesuatu, maka aku katakan akannya sesuatu"
۱۳ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ؟ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ
لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ
حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
13 – Diambilkan Dari Abu Hurairah, bahwa sungguhnya Abu hurairah itu berkata ia Abu Hurairah: Aku tanya: wahai Rasulullah, bermula man/ siapa itu yang paling bahagia dari golongan manusia dengan syafaat engkau pada hari kiamat ?,
Menjawablah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: "sungguh aku telah menyangka Wahai Abu Hurairah akan bahwa tidak menanyai akan daku dari pada ini kejadian oleh seorang pun yang lebih awal dari pada engkau, karena sesuatu yang aku lihat dari pada perhatian Engkau di atas kejadian ini, bermula yang paling bahagia dari golongan manusia dengan syafaatku pada hari kiamat itu man/ seseorang yang berkata ia Man/ seseorang: "Tiada jenis Tuhan kecuali Allah" Hal keadaan man/seseorang itu ikhlas dari hatinya seseorang atau jiwanya seseorang"
Menjawablah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: "sungguh aku telah menyangka Wahai Abu Hurairah akan bahwa tidak menanyai akan daku dari pada ini kejadian oleh seorang pun yang lebih awal dari pada engkau, karena sesuatu yang aku lihat dari pada perhatian Engkau di atas kejadian ini, bermula yang paling bahagia dari golongan manusia dengan syafaatku pada hari kiamat itu man/ seseorang yang berkata ia Man/ seseorang: "Tiada jenis Tuhan kecuali Allah" Hal keadaan man/seseorang itu ikhlas dari hatinya seseorang atau jiwanya seseorang"
۱٤ – عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا
يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ
الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا
جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
14 – Diambilkan dari ‘Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata ia Abdullah: aku mendengar akan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu berkata Ia Rasulullah: "Bahwa sesungguh-Nya Allah itu tidak mencabut Ia Allah akan ilmu akan sebagai sekali cabut, yang mencabut Ia Allah akannya ilmu dari hamba,
Akan tetapi mencabut Ia Allah akan ilmu dengan mencabut para ulama, sehingga apabila tidak menyisakan Ia Allah akan seorang Alim pun, niscaya menjadikan oleh manusia akan pemimpin akan orang-orang jahil, maka ditanyakan akan mereka orang jahil maka memberi fatwa oleh mereka orang jahil dengan tanpa ilmu Maka sesaatlah mereka orang jahil dan menyesatkan oleh mereka orang jahil".
Akan tetapi mencabut Ia Allah akan ilmu dengan mencabut para ulama, sehingga apabila tidak menyisakan Ia Allah akan seorang Alim pun, niscaya menjadikan oleh manusia akan pemimpin akan orang-orang jahil, maka ditanyakan akan mereka orang jahil maka memberi fatwa oleh mereka orang jahil dengan tanpa ilmu Maka sesaatlah mereka orang jahil dan menyesatkan oleh mereka orang jahil".
۱۵ – عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَانَتْ لَا تَسْمَعُ شَيْئًا لَا تَعْرِفُهُ
إِلَّا رَاجَعَتْ فِيهِ حَتَّى تَعْرِفَهُ ، وَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حُوسِبَ عُذِّبَ ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ:
أَوَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: { فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
} ، قَالَتْ: فَقَالَ: إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ ، وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ
الْحِسَابَ يَهْلِكْ
15 – Diambilkan dari ‘Aisyah yaitu istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, adalah Aisyah itu tidak mendengar ia Aisyah akan sesuatu yang tidak mengetahui Ia Aisyah akannya sesuatu kecuali murajaah/ menanyakan Ia Aisyah padanya sesuatu, sehingga mengetahui Ia Aisyah akannya sesuatu,
Dan bahwa sesungguh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu bersabda Ia nabi: "Bermula Man/ seseorang yang dihisapkan akannya man/:seseorang, itu niscaya diazabkan akannya man/ seseorang.
Berkatalah Aisyah maka aku berkata: Adakah tidak berfirman oleh Allah 'Azza wa Jalla: "Maka selagi akan dihisab kan akannya seseorang akan sebagai hisab yang ringan", berkata ia Aisyah: maka bersabda Ia Nabi: "Hanyasanya bermula demikian maksud ayat itu pemaparan, akan tetapi bermula man/ seseorang yang mempertanyakan ia man/ seseorang akan Hisab niscaya Binasa ia man/ .
Dan bahwa sesungguh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam itu bersabda Ia nabi: "Bermula Man/ seseorang yang dihisapkan akannya man/:seseorang, itu niscaya diazabkan akannya man/ seseorang.
Berkatalah Aisyah maka aku berkata: Adakah tidak berfirman oleh Allah 'Azza wa Jalla: "Maka selagi akan dihisab kan akannya seseorang akan sebagai hisab yang ringan", berkata ia Aisyah: maka bersabda Ia Nabi: "Hanyasanya bermula demikian maksud ayat itu pemaparan, akan tetapi bermula man/ seseorang yang mempertanyakan ia man/ seseorang akan Hisab niscaya Binasa ia man/ .
۱٦ – عَنْ أَبِي
مُوسَى قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْقِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَإِنَّ
أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ
قَالَ: وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا فَقَالَ:
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
16 – Diambilkan dari Abu Musa berkata ia Abu Musa: datanglah seorang laki-laki kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, maka berkata ia laki-laki; wahai Rasulullah bermula Apa itu berperang pada jalan Allah?, karena sungguh salah seorang kami itu berperang ia seseorang karena marah dan berperang ia seseorang karena panas semangat.
Maka mengangkat Ia Nabi kepadanya laki-laki akan kepalanya Nabi. Berkata Ia Abu Musa; dan tidak mengangkat Ia Nabi kepadanya laki-laki akan kepalanya Nabi kecuali karena bahwa sesungguhnya laki-laki itu ada dia laki-laki itu yang berdiri, maka menjawab Ia Nabi: "bermula Man/ seseorang yang berperang ia Man/ seseorang supaya bahwa adalah kalimat Allah, dia kalimat Allah itu tinggi, niscaya maka bermula dia man/ seseorang itu Sabit pada jalan Allah Azza wa Jalla".
Maka mengangkat Ia Nabi kepadanya laki-laki akan kepalanya Nabi. Berkata Ia Abu Musa; dan tidak mengangkat Ia Nabi kepadanya laki-laki akan kepalanya Nabi kecuali karena bahwa sesungguhnya laki-laki itu ada dia laki-laki itu yang berdiri, maka menjawab Ia Nabi: "bermula Man/ seseorang yang berperang ia Man/ seseorang supaya bahwa adalah kalimat Allah, dia kalimat Allah itu tinggi, niscaya maka bermula dia man/ seseorang itu Sabit pada jalan Allah Azza wa Jalla".
۱٧ – عَنْ عَبَّادِ
بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَمِّهِ: أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلُ الَّذِي يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَجِدُ
الشَّيْءَ فِي الصَّلَاةِ فَقَالَ: لَا يَنْتَقِلْ أَوْ لَا يَنْصَرِفْ حَتَّى
يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
17 – Diambilkan dari 'Abbad bin Tamim dari Pamannya 'Abbad; bahwa sesungguhnya keadaan itu mengadu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam oleh seorang laki-laki alladzi yang dikhayalkan kepadanya laki-laki akan bahwa sesungguhnya laki-laki itu merasa ia laki-laki akan sesuatu dalam sembahyang,
Maka berkata Ia Nabi: "Jangan berpindah ia laki-laki atau Jangan berpaling dia laki-laki sehingga mendengar ia laki-laki akan suara (kentut) atau mendapati dia laki-laki akan bau".
Maka berkata Ia Nabi: "Jangan berpindah ia laki-laki atau Jangan berpaling dia laki-laki sehingga mendengar ia laki-laki akan suara (kentut) atau mendapati dia laki-laki akan bau".
۱٨ – عَنْ أَبِي
قَتَادَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا بَالَ
أَحَدُكُمْ فَلَا يَأْخُذَنَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلَا يَسْتَنْجِي
بِيَمِينِهِ وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ
18 – Diambilkan dari Abu Qatadah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, bersabda Ia Nabi: "Bila kencing oleh salah seorang kalian, Maka jangan memegang ia seseorang akan kemaluannya seseorang dengan tangan kanannya seseorang dan jangan beristinja/ cebok ia seseorang dengan tangan kanannya seseorang dan jangan bernafas ia seseorang dalam bejana/ gelas (ketika minum)".
۱۹ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا رَأَى كَلْبًا يَأْكُلُ الثَّرَى
مِنْ الْعَطَشِ ، فَأَخَذَ الرَّجُلُ خُفَّهُ فَجَعَلَ يَغْرِفُ لَهُ بِهِ حَتَّى
أَرْوَاهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ
19 – Diambilkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, bahwa sungguh seorang laki-laki itu melihat ia laki-laki akan seekor anjing yang menjilat-jilat ia anjing akan tanah karena haus, maka mengambil oleh laki-laki tersebut akan sepatunya laki-laki, maka jadi dia laki-laki itu menciduk/ mengambil air dia laki-laki baginya anjing dengannya sepatu, sehingga membuat kenyang dia laki-laki akannya anjing, maka bersyukur/ berterima kasih oleh Allah baginya laki-laki, maka memasukkan Ia Allah akannya laki-laki akan surga.
۲۰ – عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ
يُصَلِّي فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا
صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لَا يَدْرِي لَعَلَّهُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبُّ نَفْسَهُ
20 – Diambilkan dari 'Aisyah, bahwa sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam itu bersabda Ia Rasul: "Apabila mengantuk oleh salah seorang kalian padahal bermula dia seseorang itu hendak sembahyang ia seseorang, niscaya maka hendaklah tidur ia seseorang hingga hilang lah dari padanya seseorang oleh ngantuk, karena bawa sungguh salah seorang kalian itu apabila sembahyang ia seseorang, padahal bermula dia seseorang itu yang mengantuk, niscaya tidak sadar ia seseorang. Kemungkinannya seseorang itu hendak beristighfar ia seseorang maka mencaci ia seseorang akan dirinya seseorang".
Terjemahan Kitab
Mukhtashar Ibn Abi Jamrah Makna Pesantren – Hadis Ke 21-30
۲۱ – عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا كَانَتْ
تَغْسِلُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثُمَّ أَرَاهُ فِيهِ بُقْعَةً أَوْ بُقَعًا . وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى: بُقَعًا بُقَعًا.
21 – Diambilkan dari 'Aisyah, bahwa sungguhnya 'Aisyah itu ada Ia Aisyah itu membasuh Ia Aisyah akan mani dari pakaian Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, kemudian aku melihat akannya mani padanya pakaian akan bekasan, atau lafadz "buqa'an", dan tsabit dalam riwayat yang
lain itu lafadz "buq’an buqo’an" (warna belang bekas cucian).
۲۲ – عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَتْ
إِحْدَانَا تَحِيضُ ثُمَّ تَقْتَرِصُ الدَّمَ مِنْ ثَوْبِهَا عِنْدَ طُهْرِهَا
فَتَغْسِلُهُ وَتَنْضَحُ عَلَى سَائِرِهِ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
22 - Diambilkan dari 'Aisyah, berkata Ia 'Aisyah: "Adalah Salah seorang dari kami itu berhaid ia seseorang, kemudian membersihkan ia seseorang akan darah dari pakaiannya seseorang di ketika mensucikannya darah, maka membasuh ia seseorang akannya pakaian dan merambat/ menjalar ia darah di atas sisanya pakaian, kemudian sembahyang ia seseorang padanya pakaian".
۲۳ – عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ امْرَأَةً مِنْ
الْأَنْصَارِ قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ
أَغْتَسِلُ مِنْ الْحَيضِ؟ قَالَ: خُذِي فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَوَضَّئِي بها
ثَلَاثًا ، ثُمَّ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَحْيَا
فَأَعْرَضَ بِوَجْهِهِ ، أَوْ قَالَ: تَوَضَّئِي بِهَا فَأَخَذْتُهَا
فَجَذَبْتُهَا فَأَخْبَرْتُهَا بِمَا يُرِيدُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
23 – Dari 'Aisyah, "Seorang wanita Anshar bertanya
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Bagaimana caranya aku bersuci
dari haid?" Beliau lalu menjawab: "Ambillah sepotong kapas yang
diberi wewangian lalu bersihkanlah tiga kali." Kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wasallam merasa malu lalu memalingkan mukanya, atau beliau mengatakan:
"Berwudlu’lah dengan kapas itu." Aku lalu tarik wanita itu dan aku
terangkan apa yang dimaksud oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam”.
۲٤ – عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ
تَعَالَى وَكَّلَ بِالرَّحِمِ مَلَكًا يَقُولُ: يَا رَبِّ نُطْفَةٌ ، يَا رَبِّ
عَلَقَةٌ ، يَا رَبِّ مُضْغَةٌ ، فَإِذَا أَرَادَ اللهُ أَنْ يَقْضِيَ خَلْقَهُ
قَالَ: أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى ، شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ ، فَمَا الرِّزْقُ ، فَمَا
الْأَجَلُ ، فَيُكْتَبُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ
24 - Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala menugaskan satu
Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, 'Ya Rabb, (sekarang baru)
sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal daging! ' Maka apabila
Allah berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu bertanya, 'Apakah
laki-laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan rizki dan
bagaimana ajalnya? ' Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam
perut ibunya”.
۲۵ – عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ
وَأَبِيْ سَعِيْدٍ: صَلَّيِا فِي السَّفِيْنَةِ قَائِمَيْنِ ، وَقَالَ الْحَسَنُ
تُصَلِّيْ قَائِمًا مَا لَمْ تَشُقَّ عَلَى أَصْحَابِكَ تَدُوْرُ مَعَهَا وَإِلَّا
فَقَاعِدًا .
25 – Dari Jabir bin ‘Abdillah dan Abi sa’id: Kami berdua
shalat diatas perahu dengan berdiri, Hasan berkata: shalatlah dengan berdiri
selama tidak memberatkan teman temanmu ketika berputar putar bersama dengan
perputaran perahu”.
۲٦ – عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ : كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَيَضَعُ أَحَدُنَا طَرَفَ الثَّوْبِ مِنْ شِدَّةِ الْحَرِّ فِي مَكَانِ
السُّجُودِ
26 – Dari Anas bin Malik berkata, "Kami shalat bersama
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu salah seorang dari kami meletakkan
salah satu dari ujung bajunya di tempat sujudnya karena panasnya tempat sujud”.
۲٧ – عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى نُخَامَةً فِي
الْقِبْلَةِ فَحَكَّهَا بِيَدِهِ وَرُئِيَ مِنْهُ كَرَاهِيَةٌ أَوْ رُئِيَ
كَرَاهِيَتُهُ لِذَلِكَ وَشِدَّتُهُ عَلَيْهِ ،
27 – Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam melihat dahak di dinding kiblat lalu menggosoknya dengan tangannya.
Dan nampak kebencian dari beliau, atau kebenciannya terlihat karena hal itu.
وَقَالَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ يُصَلِّيْ فَإِنَّمَا يُنَاجِي رَبَّهُ أَوْ رَبُّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ قِبْلَتِهِ فَلَا يَبْزُقَنَّ فِي قِبْلَتِهِ وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ ثُمَّ أَخَذَ طَرَفَ رِدَائِهِ فَبَزَقَ فِيهِ وَرَدَّ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ ، وَقَالَ: أَوْ يَفْعَلُ هَكَذَا
Beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian berdiri shalat,
sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan Rabbnya, atau sesungguhnya Rabbnya
berada antara dia dan arah kiblatnya, maka janganlah ia meludah ke arah kiblat.
Tetapi hendaklah ia lakukan ke arah kiri atau di bawah kaki (kirinya)."
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memegang tepi kainnya dan meludah di
dalamnya, setelah itu beliau membalik posisi kainnya lalu berkata, atau beliau
melakukan seperti ini”.
۲٨ – عَنْ عَائِشَةَ
قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ
التَّيَمُّنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ: فِي طُهُورِهِ وَتَرَجُّلِهِ
وَتَنَعُّلِهِ
28 – Dari 'Aisyah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam suka mendahulukan yang kanan dalam setiap perbuatannya. Seperti dalam
bersuci, menaiki kendaraan dan memakai sandal”.
۲۹ – عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ: كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ بَدَأَ
بِالْمَسْجِدِ فَصَلَّى فِيْهِ
29 – Dari Ka’ab bin Malik: “Apabila Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tiba dari bepergian seperti biasa langsung menuju masjid terlebih dahulu dan melakukan
sholat”.
۳۰ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَى
أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ
تَقُولُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
30 – Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Para Malaikat selalu memberi shalawat (mendo'akan)
kepada salah seorang dari kalian selama ia masih di tempat ia shalat dan belum
berhadats. Malaikat berkata, 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah
dia'”.
Terjemahan Kitab
Mukhtashar Ibn Abi Jamrah Makna Pesantren – Hadis Ke 31-40
۳۱ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: صَلَّى
بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِحْدَى صَلَاتَيْ
الْعَشِيِّ قَالَ ابْنُ سِيرِينَ وَسَمَّاهَا أَبُو هُرَيْرَةَ ، وَلَكِنْ نَسِيتُ
أَنَا ، قَالَ: فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ سَلَّمَ فَقَامَ إِلَى
خَشَبَةٍ مَعْرُوضَةٍ فِي الْمَسْجِدِ
31 – Diambilkan dari Abu Hurairah berkata ia Abu Hurairah: "Sembahyang dengan kami oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan salah satu dari dua sembahyang Isya". Berkatalah Ibnu Sirin: menamai akannya sembahyang oleh Abu Hurairah, akan tetapi aku lupa oleh Ku. Berkata Ia Abu Hurairah: "maka sembahyang Ia Rasulullah dengan kami akan dua rakaat kemudian membaca salam Ia Rasul, maka berdiri Ia Rasul ke kayu yang dilintangkan di masjid".
فَاتَّكَأَ عَلَيْهَا كَأَنَّه غَضْبَانُ وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى ، وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ وَوَضَعَ خَدَّهُ الْأَيْمَنَ عَلَى ظَهْرِ كَفِّهِ الْيُسْرَى ، وَخَرَجَتْ السَّرَعَانُ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ
Maka berbaring Ia Rasul di atasnya kayu seolah-olah nya Rasul itu yang marah, dan meletak Ia Rasul akan tangannya Rasul yang kanan di atas yang kiri dan menyilang Ia rasul di antara jari-jari tangannya Rasul, dan meletakkan Ia rasul akan pipinya Rasul yang kanan di atas punggung telapak tangannya Rasul yang kiri, dan keluarlah orang-orang yang bersegera dari pintu-pintu masjid,
فَقَالُوا: أَقَصُرَتْ الصَّلَاةُ ، وَفِي الْقَوْمِ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ ، فَهَابَا أَنْ يُكَلِّمَاهُ ، وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ فِي يَدَيْهِ طُولٌ يُقَالُ لَهُ ذُو الْيَدَيْنِ ، قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسِيتَ أَمْ قَصُرَتْ الصَّلَاةُ؟ قَالَ: لَمْ أَنْسَ وَلَمْ تُقْصَرْ ، فَقَالَ: أَكَمَا يَقُولُ ذُو الْيَدَيْنِ؟
Maka mereka bertanya-tanya: Adakah telah dikasarkan akan sembahyang ?. Dan Sabit pada kaum itu Abu Bakar dan Umar, maka enggan oleh keduanya akan bahwa berbicara keduanya Umar dan Abu Bakar akannya nabi, dan Sabit pada kaum itu seorang laki-laki yang Sabit pada dua tangannya laki-laki itu panjang, yang dipanggilkan baginya laki-laki akan (nama) dzulyadain. Berkata ia Dzulyadain: wahai Rasulullah Adakah engkau lupa atau telah diqasarkan akan sembahyang ?. Menjawab Ia Rasul: "tiada aku lupa Dan Tiada diqasarkan akan sembahyang", maka berkata Ia Rasul: "Adakah (benar) sebagaimana berkatalah Dzulyadain ?".
فَقَالُوا: نَعَمْ ، فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى مَا تَرَكَ ، ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ أَوْ أَطْوَلَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ ، ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ مِثْلَ سُجُودِهِ ، أَوْ أَطْوَلَ ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَكَبَّرَ فَرُبَّمَا سَأَلُوهُ ، ثُمَّ سَلَّمَ فَيَقُولُ: نُبِّئْتُ أَنَّ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ قَالَ ثُمَّ سَلَّمَ
Maka berkatalah mereka para sahabat: "Iya benar", Maka maju ke depan Ia Rasul, maka sembahyang Ia Rasul akan Ma/ sembahyang yang tinggal ia Ma/ sembahyang, kemudian membaca salam Ia Rasul, kemudian bertakbir Ia Rasul dan sujud Ia Rasul akan seumpama sujudnya Rasul atau lebih panjang ia sujud, kemudian mengangkat Ia Rasul akan kepalanya Rasul dan bertakbir Ia Rasul, kemudian bertakbir Ia Rasul dan sujud Ia Rasul akan seumpama sujudnya Rasul atau lebih panjang ia sujud, kemudian mengangkat Ia Rasul akan kepalanya Rasul dan bertakbir Ia Rasul. Maka mungkin kadang-kadang bertanya oleh mereka perawi akannya Ibnu Sirin akan kata-kata "tsumma sallama", Maka berkata Ibnu Sirin: "diberitahukan akan daku akan bahwa sungguh Imran bin hushain itu berkata ia Imran akan kata-kata "tsumma sallama".
۳۲ – عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ
إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنْ النَّاسِ فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ
يَدَيْهِ فَلْيَدْفَعْهُ ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ
شَيْطَانٌ
32 – Diambilkan Dari Abu Sa’id ia berkata ia Abu Sa'id: "Aku pernah mendengar akan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda Ia Nabi: "Apabila sembahyang oleh salah seorang kalian (menghadap) kepada sesuatu yang menghalangi ia salah seorang kalian akannya sesuatu dari pada manusia, maka berencana oleh seseorang akan bahwa melewati ia seseorang di hadapannya salah seorang kalian, maka hendaklah menolak ia salah seorang kalian akannya seseorang, maka jika enggan Iya seseorang maka hendaklah memukul ya salah seorang kalian akan yang seseorang maka hanya tanya bermula dia seseorang itu setan".
۳۳ – عَنْ خُذَيْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ
وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ
وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ وَالنَّهْيُ
33 – Dari Hudzaifah ia berkata: Rasulullahi shallallahu
‘alihi wasallama bersabda: “Fitnah seseorang dalam keluarganya yaitu; harta,
anak dan tetangganya. Dan fitnah itu akan terhapus oleh amalan shalat, puasa,
sedekah, amar ma'ruf dan nahi munkar”.
۳٤ – عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ ، وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ ،
وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ، ثُمَّ يَعْرُجُ
الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ
تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
34 – Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti
mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan 'Ashar.
Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta'ala bertanya
kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya),
'Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu? ' Para Malaikat
menjawab, 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat.
Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat'”.
۳۵ – عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ نَسِيَ صَلَاةً
فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهَا لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَلِكَ: { وَأَقِمْ
الصَّلَاةَ لِذِكْرِي}
35 – Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda: "Barangsiapa lupa suatu shalat, maka hendaklah dia
melaksanakannya ketika dia ingat. Karena tidak ada tebusannya kecuali itu.
Allah berfirman: '(Dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku) ' (Qs. Thaahaa:
14).
۳٦ – عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ الْأَنْصَارِيِّ ثُمَّ الْمَازِنِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ
أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ لَهُ: إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ
الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ ،
36 – Dari 'Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah Al Anshari Al
Mazini dari Bapaknya bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa Abu Sa'id Al Khudri
berkata kepadanya, "Aku lihat kamu suka kambing dan lembah
(pengenmbalaan).
فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، قَالَ أَبُو سَعِيدٍ الخُدْرِي: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Jika kamu sedang mengembala kambingmu atau berada di lembah,
lalu kamu mengumandangkan adzan shalat, maka keraskanlah suaramu. Karena tidak
ada yang mendengar suara mu'adzin, baik manusia, jin atau apapun dia, kecuali
akan menjadi saksi pada hari kiamat”. Abu Sa’id Al Khudri berkata: Aku mendengarnya
dari rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam.
۳٧ – عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ
يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ
يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا ،
37 – Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Seandainya manusia mengetahui apa (kebaikan) yang
terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya
kecuali dengan cara mengundi, niscaya tmereka akan melakukannya.
وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Dan seandainya
mereka mengetahui kebaikan yang terdapat dalam bersegera (menuju shalat),
niscaya mereka akan berlomba-lomba. Dan seandainya mereka mengetahui kebaikan
yang terdapat pada shalat 'Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya
walaupun harus dengan merangkak”.
۳٨ – عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ جَلَبَةَ رِجَالٍ ،
فَلَمَّا صَلَّى قَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قَالُوا: اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلَاةِ
، قَالَ: فَلَا تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَعَلَيْكُمْ
بِالسَّكِينَةِ ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
38 – Dari Abu Qatadah ia berkata, "Ketika kami shalat
bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar suara gaduh
orang-orang. Maka setelah selesai, beliau bertanya: "Ada apa dengan kalian?"
Mereka menjawab, "Kami tergesa-gesa mendatangi shalat." Beliau pun
bersabda: "Janganlah kalian berbuat seperti itu. Jika kalian mendatangi
shalat maka datanglah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari shalat maka
ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah”.
۳۹ – عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أُقِيْمَتِ الصَّلَاةُ
فَلَا تَقُومُوا حَتَّى تَرَوْنِي، وَعَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ وَالْوَقَارُ
39 – Dari Abu Qatadah ia berkata: Rasulallahi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Apabila shalat telah diiqomati maka janganlah
kalian berdiri hingga kalian melihat
aku. Dan wajib bagi kalian (mengerjakannya dengan) tenang
penuh wibawa”.
٤۰ – عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ: أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَسَوَّى النَّاسُ صُفُوفَهُمْ فَخَرَجَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَقَدَّمَ وَهُوَ جُنُبٌ
ثُمَّ قَالَ عَلَى مَكَانِكُمْ فَرَجَعَ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ خَرَجَ وَرَأْسُهُ
يَقْطُرُ مَاءً فَصَلَّى بِهِمْ
40 – Dari Abu Hurairah ia berkata, "Suatu hari iqamat
sudah dikumandangkan dan orang-orang sudah merapikan shaf-shaf mereka, lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan maju ke depan untuk memimpin
shalat padahal waktu itu beliau sedang junub. Beliau lantas berkata; "Tetaplah
di tempat kalian." Beliau pun kembali ke rumah untuk mandi dan datang
kepada kami dalam keadaan kepalanya basah, kemudian beliau shalat bersama
mereka”.
Terjemahan Kitab
Mukhtashar Ibn Abi Jamrah Makna Pesantren – Hadis Ke 41-50
٤۱ – عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ: عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ
الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ
مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ ،
41 - Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan
Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil,
seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang
laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling
mencintai karena Allah;
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَلَمِيْنَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah
karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita
kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah'tuhan alam semesta ,
dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang
laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua
matanya basah karena menangis”.
٤۲ – عَنْ عَائِشَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: إِذَا وُضِعَ
الْعَشَاءُ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ
42 – Dari 'Aisyah radliallahu 'anha, dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Apabila makan malam sudah
dihidangkan sedangkan shalat jama'ah sudah di iqamati, maka dahulukanlah
makan".
٤۳ – عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رضي الله عنه يَقُولُ: مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ إِمَامٍ قَطُّ أَخَفَّ
صَلَاةً وَلَا أَتَمَّ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
وَإِنْ كَانَ لَيَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَيُخَفِّفُ مَخَافَةَ أَنْ تُفْتَنَ
أُمُّهُ
43 – Dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu ia berkata:
"Belum pernah aku shalat di belakang seorang Imam pun yang lebih ringan
dan lebih sempurna shalatnya daripada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Jika
mendengar tangisan bayi, maka beliau ringankan shalatnya karena khawatir ibunya
akan terkena fitnah”.
٤٤ – عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ حُجْرَةً ، قَالَ: حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ: مِنْ
حَصِيرٍ فِي رَمَضَانَ فَصَلَّى فِيهَا لَيَالِيَ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ مِنْ
أَصْحَابِهِ ، فَلَمَّا عَلِمَ بِهِمْ جَعَلَ يَقْعُدُ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ ،
فَقَالَ: قَدْ عَرَفْتُ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ صَنِيعِكُمْ فَصَلُّوا أَيُّهَا
النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ صَلَاةُ الْمَرْءِ فِي
بَيْتِهِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ
44 – Dari Zaid bin Tsabit, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam membuat satu ruangan." Busr berkata, "Aku menduga
Zaid bin Tsabit berkata, 'Membuat tikar pada bulan Ramadan, lalu beliau
melaksakan shalat malam di (kamar atau tikar) tersebut dalam beberapa malam.
Kemudian para sahabat mengikuti shalat beliau. Ketika mengetahui apa yang
mereka lakukan beliau pun berdiam di rumah, setelah itu beliau keluar seraya
berkata kepada mereka: "Sungguh aku telah mengetahui sebagaimana aku lihat
apa yang kalian lakukan. Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah-rumah kalian,
sesungguhnya shalat yang paling utama adalah shalatnya seseorang yang
dilakukannya di rumahnya, kecuali shalat fardlu”.
٤۵ – عَنْ أَبِي
بَكْرَةَ: أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ رَاكِعٌ فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إِلَى الصَّفِّ ، فَذَكَرَ ذَلِكَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا
وَلَا تَعُدْ
45 – Dari Abu Bakrah, bahwa dia pernah mendapati Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam sedang rukuk, maka dia pun ikut rukuk sebelum
sampai ke dalam barisan shaf. Kemudian dia menceritakan kejadian tersebut
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
lalu bersabda: "Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan
diulang kembali”.
٤٦ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ
عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ السَّلَامَ فَقَالَ: ارْجِعْ فَصَلِّ
فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ، فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ
ثَلَاثًا ،
46 – Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam masuk ke dalam Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk ke dalam
Masjid dan shalat, kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab
salamnya kemudian bersabda: "Kembali dan ulangilah shalatmu, karena kamu
belum shalat!" Orang itu kemudian mengulangi shalat dan kembali datang
menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil memberi salam. Namun
beliau kembali bersabda: "Kembali dan ulangilah shalatmu karena kamu belum
shalat!" Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali dan akhirnya,
فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي ، قَالَ: إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
sehingga ia berkata, "Demi Dzat yang mengutus tuan dengan kebenaran, aku
tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarilah aku." Beliau
pun bersabda: "Jika kamu mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu
bacalah ayat yang mudah dari Al Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar
rukuk dengan tenang, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak,
setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk
duduk hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud,
Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh shalat (rakaat) mu”.
٤٧ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا قَالَ الْإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ
لِمَنْ حَمِدَهُ ، فَقُولُوا: اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ فَإِنَّهُ مَنْ
وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
47 – Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Jika Imam mengucapkan 'SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH
(semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) ', maka ucapkanlah:
'ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian)
'." Karena barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan Malaikat,
maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”.
٤٨ – عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّاسَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ:
هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: هَلْ تُمَارُونَ فِي الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَيْسَ دُونَهُ سَحَابٌ؟ قَالُوا: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ،
قَالَ: فَهَلْ تُمَارُونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ؟
48 – Dari Abu Hurairah, bahwa orang-orang berkata, "Wahai
Rasulullah, apakah kita akan melihat Rabb kita pada hari kiamat nanti?"
Beliau menjawab: "Apakah kalian dapat membantah (bahwa kalian dapat
melihat) bulan pada malam purnama, bila tidak ada awan yang
menghalanginya?"
Dan Allah telah mengharamkan kepada neraka untuk memakan (membakar) atsarus sujud, lalu keluarlah mereka dari neraka. Setiap anak keturunan Adam akan dibakar oleh neraka kecuali mereka yang memiliki atsarus sujud. Maka mereka keluar dalam keadaan sudah hangus terbakar (gosong), lalu mereka disiram dengan air kehidupan kemudian jadilah mereka tumbuh seperti tumbuhnya benih di tepian aliran sungai. Setelah itu selesailah Allah memutuskan perkara di antara hamba-hambaNya.
Dan yang tinggal hanyalah seorang yang berada antara surga dan neraka, dan dia adalah orang terakhir yang memasuki surga di antara penghuni neraka yang berhak memasukinya, dia sedang menghadapkan wajahnya ke neraka seraya berkata, 'Ya Rabb, palingkanlah wajahku dari neraka! Sungguh anginnya neraka telah meracuni aku dan baranya telah memanggang aku.'
Lalu Allah berfirman: 'Apakah seandainya kamu diberi kesempatan kali yang lain kamu tidak akan meminta yang lain lagi? ' Orang itu menjawab: 'Tidak, demi kemuliaan-Mu, ya Allah! ' Maka Allah memberikan kepadanya janji dan ikatan perjanjian sesuai apa yang dikehendati orang tersebut. Kemudian Allah memalingkan wajah orang tersebut dari neraka.
Maka ketika wajahnya dihadapkan kepada surga, dia meliahat taman-taman dan keindahan surga lalu terdiam dengan tertegun sesuai apa yang Allah kehendaki. Kemudian orang itu berkata, 'Ya Rabb, dekatkan aku ke pintu surga! ' Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Bukankah kamu telah berjanji dan mengikat perjanjian untuk tidak meminta sesuatu setelah permintaan kamu sebelumnya?"
Orang itu menjawab, 'Ya Rabb, aku tidak mau menjadi ciptaanM-u yang paling celaka.' Allah kembali bertanya: 'Apakah kamu bila telah diberikan permintaanmu sekarang ini, nantinya kamu tidak akan meminta yang lain lagi?" Orang itu menjawab, 'Tidak, demi kemuliaan-Mu. Aku tidak akan meminta yang lain setelah ini.' Maka Rabbnya memberikan kepadanya janji dan ikatan sesuai apa yang dikehendati orang tersebut.
Lalu orang tersebut didekatkan ke pintu surga. Maka manakala orang itu sudah sampai di pintu surga, dia melihat keindahan surga dan taman-taman yang hijau serta kegembiraan yang terdapat didalamnya, orang itu terdiam dengan tertegun sesuai apa yang Allah kehendaki. Kemudian orang itu berkata, 'Ya Rabb, masukkanlah aku ke surga! '
Allah berfirman: 'Celakalah kamu dari sikap kamu yang tidak menepati janji. Bukankah kamu telah berjanji dan mengikat perjanjian untuk tidak meminta sesuatu setelah kamu diberikan apa yang kamu pinta?" Orang itu berkata, 'Ya Rabb, janganlah Engkau menjadikan aku ciptaan-Mu yang paling celaka.' Maka Allah Azza Wa Jalla tertawa mendengarnya. Lalu Allah mengizinkan orang itu memasuki surga. Setelahitu Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Bayangkanlah! '
Lalu orang itu membayangkan hingga setelah selesai apa yang ia bayangkan, Allah berfirman kepadanya: 'Dari sini.' Dan demikianlah Rabbnya mengingatkan orang tersebut hingga manakala orang tersebut selesai membayangkan, Allah berfirman lagi: "Ini semua untuk kamu dan yang serupa dengannya." Dan dari Abu Sa'id Al Khudri: Sungguh aku mendengar Beliau menyebutkan: 'Ini semua untukmu dan sepuluh macam yang serupa dengannya'”.
قَالُوا: لَا ، قَالَ: فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ ، يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ: مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْهُ ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَتَّبِعُ الشَّمْسَ وَمِنْهُمْ مَنْ يَتَّبِعُ الْقَمَرَ وَمِنْهُمْ مَنْ يَتَّبِعُ الطَّوَاغِيتَ ، وَتَبْقَى هَذِهِ الْأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا فَيَأْتِيهِمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ ، فَيَقُولُونَ: هَذَا مَكَانُنَا حَتَّى يَأْتِيَنَا رَبُّنَا فَإِذَا جَاءَ رَبُّنَا عَرَفْنَاهُ
Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah."
Beliau bertanya lagi: "Apakah kalian dapat membantah (bahwa kalian dapat
melihat) matahari, bila tidak ada awan yang menghalanginya?" Mereka
menjawab, "Tidak." Beliau lantas bersabda: "Sungguh kalian akan
dapat melihat-Nya seperti itu juga. Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat,
lalu Allah Subhaanahu Wa Ta'ala berfirman: 'Barangsiapa menyembah seseuatu,
maka ia akan ikut dengannya.' Maka di antara mereka ada yang mengikuti
matahari, di antara mereka ada yang mengikuti bulan dan di antara mereka ada
pula yang mengikuti thaghut-thaghut. Maka tinggallah ummat ini, yang
diantaranya ada para munafiknya. Maka Allah mendatangi mereka dan lalu
berfirman: 'Aku adalah Rabb kalian.' Mereka berkata, 'Inilah tempat kedudukan
kami hingga datang Rabb kami. Apabila Rabb kami telah datang pasti kami
mengenalnya.'
فَيَأْتِيهِمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ ، فَيَقُولُونَ: أَنْتَ رَبُّنَا فَيَدْعُوهُمْ فَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يَجُوزُ مِنْ الرُّسُلِ بِأُمَّتِهِ ، وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ إِلَّا الرُّسُلُ ، وَكَلَامُ الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ ، وَفِي جَهَنَّمَ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ ، هَلْ رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ؟ قَالُوا: نَعَمْ
Maka Allah mendatangi mereka seraya berfirman: 'Akulah Rabb
kalian.' Allah kemudian memanggil mereka, lalu dibentangkanlah Ash Shirath di
atas neraka Jahannam. Dan akulah orang yang pertama berhasil melewatinya di
antara para Rasul bersama ummatnya. Pada hari itu tidak ada seorangpun yang
dapat berbicara kecuali para Rasul, dan ucapan para Rasul adalah: 'Ya Allah
selamatkanlah, selamatkanlah.' Dan di dalam Jahannam ada besi yang ujungnya
bengkok seperti duri Sa'dan (tumbuhan yang berduri tajam). Pernahkah kalian
melihat duri Sa'dan?" Mereka menjawab: "Ya, pernah."
قَالَ: فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَعْلَمُ قَدْرَ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ ، فَمِنْهُمْ مَنْ يُوبَقُ بِعَمَلِهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُخَرْدَلُ ، ثُمَّ يَنْجُو حَتَّى إِذَا أَرَادَ اللَّهُ رَحْمَةَ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَمَرَ اللَّهُ الْمَلَائِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَيُخْرِجُونَهُمْ وَيَعْرِفُونَهُمْ بِآثَارِ السُّجُودِ ، وَحَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُودِ فَيَخْرُجُونَ مِنْ النَّارِ فَكُلُّ ابْنِ آدَمَ تَأْكُلُهُ النَّارُ إِلَّا أَثَرَ السُّجُودِ فَيَخْرُجُونَ مِنْ النَّارِ قَدْ امْتَحَشُوا فَيُصَبُّ عَلَيْهِمْ مَاءُ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ ، ثُمَّ يَفْرُغُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِنْ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ ، وَيَبْقَى رَجُلٌ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَهُوَ آخِرُ أَهْلِ النَّارِ دُخُولًا الْجَنَّةَ مُقْبِلٌ بِوَجْهِهِ قِبَلَ النَّارِ ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ اصْرِفْ وَجْهِي عَنْ النَّارِ قَدْ قَشَبَنِي رِيحُهَا وَأَحْرَقَنِي ذَكَاؤُهَا ، فَيَقُولُ: هَلْ عَسَيْتَ إِنْ فُعِلَ ذَلِكَ بِكَ أَنْ تَسْأَلَ غَيْرَ ذَلِكَ؟ فَيَقُولُ: لَا وَعِزَّتِكَ ، فَيُعْطِي اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مَا يَشَاءُ مِنْ عَهْدٍ وَمِيثَاقٍ فَيَصْرِفُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ ، فَإِذَا أَقْبَلَ بِهِ عَلَى الْجَنَّةِ رَأَى بَهْجَتَهَا سَكَتَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ ، ثُمَّ قَالَ: يَا رَبِّ قَدِّمْنِي عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ ، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَلَيْسَ قَدْ أَعْطَيْتَ الْعُهُودَ وَالْمِيثَاقَ أَنْ لَا تَسْأَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنْتَ سَأَلْتَ؟ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ لَا أَكُونُ أَشْقَى خَلْقِكَ ، فَيَقُولُ: فَمَا عَسَيْتَ إِنْ أُعْطِيتَ ذَلِكَ أَنْ لَا تَسْأَلَ غَيْرَهُ ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ لَا وَعِزَّتِكَ لَا أَسْأَلُ غَيْرَ ذَلِكَ ، فَيُعْطِي رَبَّهُ مَا شَاءَ مِنْ عَهْدٍ وَمِيثَاقٍ ، فَيُقَدِّمُهُ إِلَى بَابِ الْجَنَّةِ ، فَإِذَا بَلَغَ بَابَهَا فَرَأَى زَهْرَتَهَا ، وَمَا فِيهَا مِنْ النَّضْرَةِ وَالسُّرُورِ فَيَسْكُتُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ ، فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَيْحَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ ، أَلَيْسَ قَدْ أَعْطَيْتَ الْعُهُودَ وَالْمِيثَاقَ أَنْ لَا تَسْأَلَ غَيْرَ الَّذِي أُعْطِيتَ؟ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ لَا تَجْعَلْنِي أَشْقَى خَلْقِكَ ، فَيَضْحَكُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ ، ثُمَّ يَأْذَنُ لَهُ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ ، فَيَقُولُ: تَمَنَّ ، فَيَتَمَنَّى حَتَّى إِذَا انْقَطَعَ أُمْنِيَّتُهُ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: زِدْ مِنْ كَذَا وَكَذَا ، أَقْبَلَ يُذَكِّرُهُ رَبُّهُ حَتَّى إِذَا انْتَهَتْ بِهِ الْأَمَانِيُّ قَالَ لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ ، وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ إِنِّي سَمِعْتُهُ يَقُولُ: ذَلِكَ لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ
Beliau
melanjutkan: "Sungguh dia seperti duri Sa'dan, hanya saja tidak ada yang
mengetahui ukuran besarnya duri tersebut kecuali Allah. Duri tersebut akan
menusuk-nusuk manusia berdasarkan amal amal mereka. Di antara mereka ada yang
dikoyak-koyak hingga binasa disebabkan amalnya, ada pula yang dipotong-potong
kemudian selamat melewatinya. Hingga apabila Allah berkehendak memberikan
rahmat-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya dari penghuni neraka, maka Allah
memerintahkan Malaikat untuk mengeluarkan siapa saja yang pernah menyembah
Allah. Maka para Malikat mengeluarkan mereka, yang mereka dikenal berdasarkan
tanda bekas-bekas sujud (atsarus sujud). Dan Allah telah mengharamkan kepada neraka untuk memakan (membakar) atsarus sujud, lalu keluarlah mereka dari neraka. Setiap anak keturunan Adam akan dibakar oleh neraka kecuali mereka yang memiliki atsarus sujud. Maka mereka keluar dalam keadaan sudah hangus terbakar (gosong), lalu mereka disiram dengan air kehidupan kemudian jadilah mereka tumbuh seperti tumbuhnya benih di tepian aliran sungai. Setelah itu selesailah Allah memutuskan perkara di antara hamba-hambaNya.
Dan yang tinggal hanyalah seorang yang berada antara surga dan neraka, dan dia adalah orang terakhir yang memasuki surga di antara penghuni neraka yang berhak memasukinya, dia sedang menghadapkan wajahnya ke neraka seraya berkata, 'Ya Rabb, palingkanlah wajahku dari neraka! Sungguh anginnya neraka telah meracuni aku dan baranya telah memanggang aku.'
Lalu Allah berfirman: 'Apakah seandainya kamu diberi kesempatan kali yang lain kamu tidak akan meminta yang lain lagi? ' Orang itu menjawab: 'Tidak, demi kemuliaan-Mu, ya Allah! ' Maka Allah memberikan kepadanya janji dan ikatan perjanjian sesuai apa yang dikehendati orang tersebut. Kemudian Allah memalingkan wajah orang tersebut dari neraka.
Maka ketika wajahnya dihadapkan kepada surga, dia meliahat taman-taman dan keindahan surga lalu terdiam dengan tertegun sesuai apa yang Allah kehendaki. Kemudian orang itu berkata, 'Ya Rabb, dekatkan aku ke pintu surga! ' Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Bukankah kamu telah berjanji dan mengikat perjanjian untuk tidak meminta sesuatu setelah permintaan kamu sebelumnya?"
Orang itu menjawab, 'Ya Rabb, aku tidak mau menjadi ciptaanM-u yang paling celaka.' Allah kembali bertanya: 'Apakah kamu bila telah diberikan permintaanmu sekarang ini, nantinya kamu tidak akan meminta yang lain lagi?" Orang itu menjawab, 'Tidak, demi kemuliaan-Mu. Aku tidak akan meminta yang lain setelah ini.' Maka Rabbnya memberikan kepadanya janji dan ikatan sesuai apa yang dikehendati orang tersebut.
Lalu orang tersebut didekatkan ke pintu surga. Maka manakala orang itu sudah sampai di pintu surga, dia melihat keindahan surga dan taman-taman yang hijau serta kegembiraan yang terdapat didalamnya, orang itu terdiam dengan tertegun sesuai apa yang Allah kehendaki. Kemudian orang itu berkata, 'Ya Rabb, masukkanlah aku ke surga! '
Allah berfirman: 'Celakalah kamu dari sikap kamu yang tidak menepati janji. Bukankah kamu telah berjanji dan mengikat perjanjian untuk tidak meminta sesuatu setelah kamu diberikan apa yang kamu pinta?" Orang itu berkata, 'Ya Rabb, janganlah Engkau menjadikan aku ciptaan-Mu yang paling celaka.' Maka Allah Azza Wa Jalla tertawa mendengarnya. Lalu Allah mengizinkan orang itu memasuki surga. Setelahitu Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Bayangkanlah! '
Lalu orang itu membayangkan hingga setelah selesai apa yang ia bayangkan, Allah berfirman kepadanya: 'Dari sini.' Dan demikianlah Rabbnya mengingatkan orang tersebut hingga manakala orang tersebut selesai membayangkan, Allah berfirman lagi: "Ini semua untuk kamu dan yang serupa dengannya." Dan dari Abu Sa'id Al Khudri: Sungguh aku mendengar Beliau menyebutkan: 'Ini semua untukmu dan sepuluh macam yang serupa dengannya'”.
٤۹ – عَنْ أَبِي
بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي ،
قَالَ: قُلْ: اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي
إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
49 – Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radliallahu 'anhu, ia
berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Ajarkanlah aku
suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!" Maka Beliau pun berkata:
"Bacalah (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku
sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu
pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang) '.
۵۰ – عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا: أَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنْ
الْمَكْتُوبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
50 – Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma ia berkata: bahwa
mengeraskan suara dalam berdzikir setelah orang selesai menunaikah shalat
fardlu terjadi di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.