ARTI TAKJIL SEBENARNYA DALAM BAHASA ARAB DAN KAITANNYA DENGAN MENU BUKA PUASA


Takjil, istilah ini sangat familiar tatkala memasuki bulan Ramadhan. Misalnya bagi-bagi atau berbagi takjil, menyediakan takjil, menu takjil, menjual takjil, dan lain sebagainya.
ARTI TAKJIL SEBENARNYA DALAM BAHASA ARAB DAN KAITANNYA DENGAN MENU BUKA PUASA

Masyarakat biasanya menggunakan istilah Takjil untuk makanan atau menu buka puasa. Meskipun kata ini sebenarnya hanya kata yang dipinjam oleh masyarakat yang berasal dari bahasa Arab sehingga menjadi idiom atau istilah khusus yang diciptakan masyarakat itu sendiri. Sebab arti kata Takjil sendiri bukan makanan atau menu buka puasa.

Takjil atau تَعْجِيلُ berarti percepatan, penyegeraan, buru-buru, tergesa-gesa, bergegas, merupakan isim mashdar dari kata kerja عَجَّلَ – يُعَجِّلُ berarti mempercepat. Orang yang mempercepat / menyegerakan disebut Mu’ajjil (مُعَجِّل).
Misalnya تعجيل الزكاة berarti menyegerakan / mempercepat mengeluarkan zakat, تَعْجِيلُ الصَّلَاةِ menyegerakan sembahyang, dan تَعْجِيلُ الْإِفْطَارِ atau تَعْجِيل الْفِطْرِ berarti menyegerakan berbuka puasa. Al-Fithr (الْفِطْر) berarti buka puasa atau pembatalan puasa. Pembatalan puasa / berbuka puasa lumrahnya dengan makanan maupun minuman, namun bisa dengan hal lain, misalnya hubungan suami-istri (jima’) dan lainnya.

Ketika kata Ta’jil “dipinjam” oleh masyarakat Indonesia maka diartikan sebagai makanan/ menu buka puasa dengan maksud makanan tersebut akan dinikmati dalam upaya menyegerakan berbuka puasa.

Sebab menyegerakan berbuka puasa merupakan salah satu kesunnahan bagi orang yang berpuasa. Imam Al-Baghawi (w. 516 H) didalam At-Tahdzib fi Fiqhi al-Imam al-Syafi’i berkata:

السنة للصائم تعجيل الفطر بعد ما تيقن غروب الشمس، ويستجب له أن يتسحر بالليل؛ فيكون أقوى على الصوم.
“Sunnah bagi orang yang puasa menyegerakan berbuka setelah yakin terbenamnya matahari, sunnah baginya sahur pada malam hari sehingga menjadi lebih kuat menjalankan puasa”.
Salah satu dasarnya adalah hadits atau sabda Rasulullah SAW berikut:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ ” رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
“Manusia masih berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama