Terjemahan Kitab Khamsatun Mutun Matan Jauharah Tauhid - Makna Pesantren - Lengkap Beserta Penjelasannya | Muqaddimah Kitab | Nazham Ke 1 s/d 8 (Kitabkuning90)

Yuk...Gabung ke Grup Whatshap kami untuk leluasa berkonsultasi kitab kuning. Klik link berikut ini:  Kitabkuning90 (Inan.id)
MUQADDIMAH
Terjemahan Kitab Khamsatun Mutun | Matan Jauharah Tauhid | Nazham Jauharah At-tauhid
Kitab Matan Jauharah Al-Tauhid
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْـدُ  لِلّهِ  عَلَى صِـلاتِهِ    ثُمَّ سَـلاَمُ الله مَعْ صَـلاَتِهِ
عَلَى نَبِي  جَاءَ  بِالتَّـوْحِيْدِ    وَقَدْ عَرَى الدِّيْنُ عَنِ التَّوْحِيْدِ
“ (Bermula) Segala puji (itu tsābit) milik Allah karena ([1]) segala pemberian-Nya ([2]) (Allah). Kemudian (Bermula) sejahtera Allah serta rahmat-Nya (Allah) (itu tsābit) di atas Nabi yang datang (ia Nabi) dengan tauhid padahal ([3]) sungguh sunyi (lah) agama dari tauhid".

 ([1])’Alā” berfaedah ta’līl bermakna karena, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.6)
 ([2])Shilāt” adalah kata jama’ dari “shilah” bermakna “al-‘athiyyah”=Pemberian, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.6)
 ([3])Waw”pada kata “wa qad ‘arā” adalah “waw” hāl bermakna padahal, hāl bagi fā’il “jā’a” dhamīr mustatir, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.10)

Difinisi Hamdu pada istilah adalah:
فعل ينبئ عن تعظيم المنعم بسبب انعامه
"Perbuatan yang timbul untuk mengagungkan pemberi nikmat atas pemberiannya".

Rukun Hamdu terdiri dari: Hâmid, mahmûd, mahmûd bih, mahmûd ‘alaihi dan Shighat. Seperti Ali menghormati si Umar lalu si Umar berkata, "Ali adalah seorang yang alim". Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa Umar adalah hamid, Ali merupakan mahmud, alim sebagai mahmud bih, penghormatan Ali kepada Umar adalah mahmud alaih dan lafa§ tersebut adalah sighat.

Lafadh الله berasal dari اله kemudian dibuang alif dan diganti dengan alif dan lam sehingga jadilah lafadh ,الله yang mengandung arti sesuatu zat yang wajib disembah.
Pengertian Shalâh pada bait di atas adalah:
رحمة مقرونة بالتعظيم 
"Kasih sayang yang disertai dengan penghormatan".

Shalah dari Allah bermakna rahmat, shalâh dari malaikat bermakna istighfar dan dari manusia bermakna do‘a. Adapun pengertian Salâm pada bait di atas adalah:
تحية لائقة بالنبي صلى الله عليه وسلم
"Penghormatan yang layak terhadap Nabi saw".
Pemakaian Salâm khusus kepada Nabi dan malaikat, sedangkan untuk selain keduanya dibolehkan, bila di ‘athafkan kepada keduanya.
Lafadh Tauhid yang terdapat dalam bait kedua mengandung arti yang berbeda secara syar‘î dan lughawî.
التوحيد الشرعى: افراد المعبود بالعبادة مع اعتقاد وحدته والثصديق بها ذاتا وصفاتا وافعالا.
"Beribadah hanya kepada Allah beserta i‘tiqad dan tashdiq tentang keesaan-Nya pada zat, sifat dan perbuatan".
التوحيد اللغويّ : العلم بأنّ الشيء واحدة 
"Meyakini bhwa sesuatu itu adalah satu".

فَأَرْشَـدَ الْخَلْقَ لِدِيْنِ الْحَقِ    بِسَيْفِـهِ  وَهَـدْيِهِ لِلْحَقِ
"Maka memberi petunjuk (ia Nabi) (akan) makhluq bagi agama (Allah) yang maha haq (hal keadaannya nabi (itu) yang menggunakan) ([1]) dengan pedangnya (Nabi) dan (dengan) petunjuknya (Nabi) bagi kebenaran”.
)مُحَمَّدٍ) الْعَاقِبْ لِرُسْلِ رَبْهِ    وَآلِهِ  وَصَحْبِـهِ  وَحِزْبِـهِ
“ (siapakah Nabi tersebut ? yaitu) ([2]) Muhammad yang mengakhiri (Ia Nabi) bagi segala rasul Tuhannya (Nabi Muhammad). Dan (bermula Rahmat dan sejahtra juga) (itu tsābit) di atas keluarganya (Nabi), dan (di atas) sahabatnya (Nabi) dan jamaahnya (Nabi)".

 ([1])Bi saifihi” adalah jar majrūr yang muta’alaq-nya kepada hal yang dibuangkan, dasarnya  yaitu : “Mutalabbisan bi saifihi”, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.12)
 ([2])Muhammaddin”  jika dibaca majrūr I’rābnya sebagai badal bagi  kata “Nabi” sebelumnya, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.13)

Lafadh آل mempunyai tiga makna menurut tempatnya masing-masing. Dalam bab zakat mempunyai makna:
أقاربه المؤمنون من بنى هاشم وبنى المطلب 
"Kerabat yang mukmin dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib".
Dalam bab pujian mempunyai makna:
كل مؤمن تقيّ
"Setiap mukmin yang bertaqwa".
Dan dalam bab do‘a mempunyai makna:
كل مؤمن ولو عاصيا
"Setiap mukmin walau ia orang yang mengerjakan maksiat".
Makna lafadh آل yang terdapat dalam bait di atas yang lebih cocok adalah makna yang ketiga, karena kontek disini adalah do‘a.
Adapun yang dimaksud dengan sahabat pada bait di atas adalah :
من اجتمع بنبينا محمد صلى الله عليه وسلم مؤمنا به بعد البعثة فى محلّ التعارف
"Orang-orang yang bertemu dan beriman terhadap Nabi Muhammap setelah kebangkitan di dunia".

وَبَعْدُ فَالْعِلْمُ  بِأَصْلِ الدِّيْنِ    مُحَتَّـمٌ يَحْتَـاجُ لِلتَّبْيِـيْنِ
"Dan Sesudahnya (Basmalah, Pujian, shalawat dan salam) niscaya maka (Bermula) mengetahui dengan ilmu Ushuluddin/dasar agama (itu) diwājibkan (akannya mengetahui), lagi perlu (ia mengetahui) bagi penjelasan”,
لَكِنْ مِنَ التَّطْوِيْلِ كَلَّتِ الْهِمَمْ    فَصَارَ فِيْهِ الإِخْتِصَارُ مُلْـتَزَمْ
“Tetapi karena ([1]) panjang lebar jadi sedikitlah cita-cita, maka jadilah padanya (Ilmu) oleh ringkasan yang diwājibkan (akannya ringkasan)".

 ([1])Min” adalah huruf jar berfaedah ta’līl, bermakna karena, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.17)

Yang dimaksud dengan mukhtashar pada bait tersebut adalah:
ما قل لفظه وكثر معناه
"Sesuatu yang sedikit ungkapannya tetapi luas penjabarannya".

وَ هَذِهِ أَرْجُـوْزَة لَقَبْتُـهَا    جَوْهَرَةَ الْتَّوْحِيْدِ قَدْ هَذَّبْتُهَا
"Dan (Bermula) ini beberapa Bahar rajaz (itu) aku beri nama (akannya Bahar rajaz) (akan) "Jauharah al-Tauhīd" yang sungguh aku bersihkan (akannya Bahar rajaz, dari keyakinan yang sesat)”.

Bahar Rajaz adalah nada yang terdiri dari مستفعل sebanyak enam kali.

وَاللهَ أَرْجُوْ فِي الْقَبُوْلِ نَافِعًا    بِهَا مُرِيْدًا فِى الثَّوَابِ طَامِعًا
"Dan (akan) Allah aku berharap pada terima (Allah), ([1]) (hal keadaan Allah itu) yang memberi manfaat dengannya (Bahar rajaz) (akan seseorang) yang menghendaki (ia seseorang) ([2]) lagi yang thama’/serakah (ia seseorang) pada pahala".

([1]) Maksud terima Allah bagi amalan yang baik, adalah meridhainya serta memberi balasannya, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.20)
 ([2])Murīdan” di-I’rāb sebagai na’at bagi maf’ūlnāfi’ān” yang sudah dibuang, dasarnya: “nāfi’an bihā  syakhshan  murīdan”=memberi manfaat Ia Allah dengannya rajaz (akan) seseorang yang menghendaki ia seseorang, (Tuĥfah al-murīd ‘alā Jauharah al-tauhīd, hal.20)

القبول: إثابة على العمل الصحيح 
"Memberi pahala atas perbuatan yang benar".

Bila ada kesalahan mohon perbaikannya sobat, Kritik dan saran kami tunggu di kolom komentar... Selanjutnya>>
Semoga bermanfaat...TERIMAKASIH.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama