HIJRAH.COM-Keharmonisan dalam rumah tangga, siapa sih yang tidak
mengidam-idamkannya? Apalagi
keharmonisan ini bisa sampai dibawa hingga nanti di akhirat. Untuk meraih itu,
haruslah ada keseimbangan dan saling beriringan antara suami dan istri dalam
satu misi. Rasulullah Saw. Sebagai penuntun kita telah memberikan banyak kiat
terkait hubungan suami-istri. beliau sebagai manusia yang paling sempurna saja
dalam keluarganya masih ada batu sandungan. Semua dari kisah kehidupan Nabi
Saw. Yang terjadi salah satu tujuannya untuk memberikan nilai hikmah yang
terkandung didalamnya.
Dalam koridor islam, banyak persoalan agama yang
dijadikan sebagai alat oleh orang-orang yang memang tujuannya untuk merusak
citra islam, untuk menyerang agama ini. Satu kasus seperti permasalahan keluarga,
antara suami-istri, banyak yang beranggapan bahwa islam mendiskreditkan peran
istri, istri cukup berada dirumah, tidak usah ikut campur soal urusan diluar.
Tuduhan semacam ini sudah banyak dari pakar islam yang menjawabnya.
Kitabkuning90.blogspot.com_Syurga_Istri_Dibawah_Kaki_Suami
Memang syariat memerintahkan seorang istri supaya taat
kepada suami, bahkan dengan ketaatan itulah ketergantungan surga seorang istri,
jikalau sebelum ia bersuami, surganya berada dibawah telapak kaki ibunya, namun
setelah bersuami surga itu beralih kepada sang suami. sebagaimana sebuah hadis
mengatakan :
عَنِ الْحُصَيْنِ بْنِ مِحْصَنٍ،
أَنَّ عَمَّةً لَهُ أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
حَاجَةٍ، فَفَرَغَتْ مِنْ حَاجَتِهَا، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ ” قَالَتْ: نَعَمْ، قَالَ: ” كَيْفَ
أَنْتِ لَهُ؟ ” قَالَتْ: مَا آلُوهُ إِلَّا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ، قَالَ: ”
فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ .
Dari Al Hushain bin Mihshan bahwa bibinya pernah
mendatangi Nabi Saw. untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi
Saw. pun bertanya kepadanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” ia menjawab, “Ya.”
Beliau bertanya lagi: “Bagaimana engkau baginya?” ia menjawab, “Saya tidak
pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.”
Beliau bersabda: “Perhatikanlah, akan posisimu terhadapnya. Sesungguhnya
suamimu adalah yang menentukan surga dan nerakamu (dengan keridhoannya
terhadapmu atau ketidak sukaannya terhadapmu).” [HR. Ahmad 31/341]
Kitabkuning90.blogspot.com_Syurga_Istri_Dibawah_Kaki_Suami
Keridaan suami pada hadits diatas tidaklah mencakup
rida dalam segala hal,baik ataupun buruk, sebab tidak semua suami adalah suami
yang mentaati Allah Swt. dan RasulNya, apabila seorang suami adalah orang yang
tidak taat kepada Allah Swt. dan ia memerintahkan istrinya untuk tidak mentaati
Allah Swt. maka kala itu ketaatan kepada Allah Swt. lebih diutamakan daripada
ketaatan kepada suami, dan mengharap rida Allah Swt. haruslah lebih diutamakan
dibanding mengharap rida suami.
إِنَّمَا الطَّاعَةُ فيِ المَعْرُوفُ
“Sesungguhnya ketaatan hanya pada perkara yang baik.”
(HR. Bukhari dan Muslim.)
Perkara yang baik disini adalah perkara yang
diperintahkan oleh syari’at dan perkara yang tidak menyelisihi syari’at dan
legal. Apabila seorang suami ahli maksiat dan ia rida terhadap istrinya bila ia
ikut berbuat maksiat maka istri tidak boleh mengikuti keinginan suami dan
mengutamakan keridaannya sebab mengutamakan keridaan suami yang demikian tidak
akan mengantarkan ke surga, akan tetapi malah bisa mengantarkan seorang istri
ke neraka.
Kitabkuning90.blogspot.com_Syurga_Istri_Dibawah_Kaki_Suami
Apa ini sebuah pendiskriminasian kepada perempuan?
Tidak juga, sebab sudah selayaknya seorang suami mendapatkan hak untuk ditaati,
mengapa? Kalau kita tinjau lebih dalam, semua itu tidak lepas dari tanggung
jawab yang teramat berat yang dipikul oleh suami yang tidak hanya tanggung
jawab di kehidupan dunia ini seperti wajibnya memberi nafkah, penjagaan dan
lainnya, namun juga kelak di akhirat suami masih dituntut untuk memberikan
pertanggung jawaban kepada istri sekaligus anaknya selama di dunia. Singkatnya tanggung
jawab suami meliputi urusan material dan juga spiritual. Sehingga dirasa cukup
impas kalau ketaatan kepada suami adalah sebuah hak.
الرِّجَالُ قَوّٰمُونَ عَلَى
النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَبِمَآ أَنْفَقُوا
مِنْ أَمْوٰلِهِمْ ۚ
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan
(istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan
nafkah dari hartanya” (QS. An-Nisa’ 4: 34)
Bahkan pepatah jawa mengatakan bahwa istri itu “surgo
nunut neroko katut” artinya keselamatan
dan celakanya seorang istri kelak diakhirat tergantung suaminya, namun jikalau
suaminya masih berhenti dineraka, sedangkan istrinya shalihah sehingga
mengantarnya untuk menghuni surga, sang suami tidak ikut kecipratan masuk
surga, ia masih dituntut menyelesaikan urusannya sendiri. Hal ini akan berbeda
ketika yang terjadi sebaliknya.
Kitabkuning90.blogspot.com_Syurga_Istri_Dibawah_Kaki_Suami
Namun, dengan memiliki hak yang sedemikian rupa
tersebut, bukan berarti laki-laki bisa seenaknnya sendiri memperlakukan anggota
keluarga yang berada pada otoritas pengaturannya, semua tetap berjalan pada
norma-norma yang telah ditetapkan oleh agama, sehingga jika semua mampu
berjalan pada posisinya dan dengan porsi yang sesuai, keharmonisan akan dapat
diraih.
Tags:
KHAZANAH