Kisah Nabi Shaleh 'Alaihi Salam
Nabi Sholih as. adalah seorang putra dari 'Ubaid bin Jabir bin Tsamud, kaumnya bernama Tsamud yang namanya diambil dari nama kakeknya, yaitu Tsamud bin Amir bin Iran bin Sam bin Nuh, jadi Nabi Sholih as. adalah keturunan dari Nabi Nuh yang ke enam. Tempat tinggal mereka dibukit-bukit pegunungan yang terletak diantara daerah Hijaz dan Syam sebelah tenggara negeri Mad-yan. Kaum Tsamud adalah penyembah berhala, sebagaimana kaum 'Aad. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus Nabi Shalih untuk menyeru agar kaumnya meninggalkan berhala dan hanya menyembah Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya termasuk kaum Tsamud itu sendiri, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sebagaimana kisah ini telah di abadikan Allah dalam Al-Quran. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
Artinya :
"Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud, seorang saudaranya yang bernama Sholih seraya berkata : Hai kaumku! Sembahlah Allah tiada kamu ber Tuhan selain daripada-Nya. Dia yang telah menjadikan kamu dari bumi serta memakmurkannya, sebab itu mintalah ampun serta bertobat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan itu dekat lagi mengabulkan permintaan seseorang." (QS. Hud: 61)
Kemudian mereka menjawab :
"Mereka berkata : Hai Sholih! Sesungguhnya kamu tempat harapan kami sebelum ini, patutkah kamu melarang kami menyembah apa yang disembah bapak-bapak kami? Sesungguhnya kami didalam keraguan, tentang apa yang kamu serukan kepada kami itu dan kami menaruh curiga." (QS. Hud: 62)
Mendengar perkataan dari kaumnya itu, kemudian Nabi Sholih as. memberikan keterangan kepada kaumnya,
"Nabi Sholih berkata : Hai kaumku! Apakah pikiranmu, jika saya diatas kebenaran dari Tuhan, dan Dia memberi rahmat kepada saya berupa wahyu...? Siapa yang menolong saya dari siksaan Allah jika saya mendurhakainya...? Tiadalah kamu menambah apa-apa pada saya selain dari kerugian saja." (QS. Hud: 63)
Ketika Nabi Sholih berkata kepada mereka : Tiadakah kamu takut pada siksa Allah? Sesungguhnya saya menjadi Rasul Allah yang dipercaya untukmu. Sebab itu takutlah kepada Allah dan ikutilah perkataanku. Saya tidak minta upah kepadamu atas nasihatku ini, tiada balasan selain daripada Allah semesta alam. Adakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan tinggal disini dengan aman sentosa? Dalam kebun-kebun dan sumber air. Yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan pohon kurma lumak lembut buahnya. Kamu memahat bukit dengan rajin, untuk kamu jadikan tempat tinggal. Sebab itu takutlah kepada Allah dan ikutilah ucapanku. Janganlah kamu mengikuti urusan orang-orang yang melampau batas yaitu orang-orang yang berbuat kerusakan dimuka bumi dan tiada mau berbuat kebaikan. (QS. Asy-Syu'ara: 142-152)
Kaum Tsamud kemudian menjawab dengan memperolok-olok dan meminta kepada Nabi Sholih as. memberikan bukti jika dia benar-benar Rasul Allah.
"Maka sahut mereka: Kamu sesungguhnya hanya dari golongan orang-orang yang memiliki ilmu sihir. Tiadalah kamu, melainkan hanya manusia sebagaimana kami, sebab itu hendaklah tunjukkan bukti kerasulan jika kamu benar." (QS. Asy-Syu'ara: 153-154)
Nabi Sholih diangkat sebagai Rasul oleh Allah, yang ditugaskan untuk menyeru kaumnya agar menyembah Allah bukan berhala-berhala. Tugas yang amat berat ini dilaksanakan tanpa mengenal putus asa dengan memberikan tanda-tanda kerasulan agar kaum Tsamud percaya dan beriman kepada Allah Swt. Kaum Tsamud semakin lama semakin bertambah kedurhakaannya. Sebenarnya mereka telah mendustakan beberapa Rasul yang datang kepada mereka. Kesombongan kaum Tsamud yang tidak mau menyembah Allah sebelum ada bukti atau mu'jizat yang ada pada Nabi Sholih as, sehingga ia berdo'a kepada Allah, agar diberi tanda kebenaran atas kerasulannya, sehingga kaumnya mau beriman sesuai permintaan kaum Tsamud yang mengatakan mereka akan beriman setelah Nabi Sholih memberikan tanda-tanda bahwa dia adalah benar-benar seorang Rasul. Maka do'a Nabi Sholih dikabulkan dengan diberinya mu'jizat berupa unta yang keluar dari batu besar.
Kemudian beliau mengadakan perjanjian kepada kaumnya, diberitahukan bahwa unta itu adalah milik Allah yang diwujudkan sebagai bukti kerasulannya. Karena itu kaumnya dilarang mengganggu apalagi membunuhnya, bila itu dilanggar, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang besar penderitaanya. (Lihat QS. Asy-Syu'ara: 155-156)
.
Tetapi apa yang terjadi kaum Tsamud melanggar perjanjian itu dengan membunuh unta Nabi Shalih. (Lihat QS. Asy-Syu'ara: 157-159). Maka Allah murka dan menurunkan azab yang sangat dahsyat kepada kaum Tsamud. (Liha QS. Al-A'rof: 77-78).